Jumat, 02 Oktober 2009
Benarkah Ada Manusia Sebelum Adam?
20.28 | Diposting oleh
Unknown
Penulis: Al-Faqir fi ‘Awni Rabbihi Rudi Iswadi Al-Atsary
—————————————————-
Sebagian orang mungkin bertanya-tanya dengan judul di atas. Namun, mengingat adanya pernyataan dari seorang Ustadz kondang yang mengupas masalah ini dalam sebuah forum pengajian dengan kesimpulan bahwa menurutnya ada manusia sebelum Adam diciptakan. Hal ini tentu saja membuat sebahagian peserta terperanjat kaget, pasalnya mereka tidak pernah mendengar kecuali dari ustadz tersebut. Adakah pemahaman Ustadz tersebut sesuai dengan pemahaman Al-Quran dan As-Sunnah?
الدين النصيحة, قيل: لمن يا رسولله ؟ قال: لله ولكتابه ولرسوله ولإئمة المسلمين وعامتهم
“Agama itu nasehat”, beliau ditanya: “bagi siapa wahai Rasulullah?”, Rasulullah menjawab: “Bagi Alloh, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan masyarakat umum.” (HR Muslim dari Tamim Ad-Dari).
Saudaraku, mengingkari penyimpangan adalah tugas kita, untuk meluruskan kesalahan dan penyimpangan ini terkadang dibutuhkan ketegasan, walaupun tidak kita mungkiri bahwa lemah lembut merupakan cara yang baik dalam hal ini. Ketegasan dalam upaya ini (melempangkan penyimpangan) dikisahkan Allah dalam ayat berikut:
وَأَلْقَى الألْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ
“Dan Musa pun melemparkan luh-luh (lembaran-lembaran Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menarik ke arahnya.” [Al A’raf : 150]
Apakah kita akan menganggap Nabi Musa ‘alaihi salam tidak memiliki etika terhadap saudaranya Nabiyullah Harun ‘alaihi salam ketika Nabi Musa bersikap tegas dan kasar terhadap saudaranya sendiri? Rasulullah juga berbicara pedas tentang khawarij dengan mengatakan:
الخَوَارِجُ كِلاَبُ النَّار
Khawarij adalah anjing-anjing neraka. [HR. Ibnu Majah (172) dari ‘Abdurrahman bin Abi Aufa]
Lantas, apakah kita berani mengatakan bahwa Nabi tidak memiliki etika? Fa’tabiruu ya ulil albaab!!
Atas dasar inilah maka saya tergerak untuk angkat pena guna membahas masalah ini –Insya Allah- menurut Al-Quran dan As-Sunnah yang Shahih sesuai pemahaman salafush shaleh.
Ayat Penciptaan Adam:
وَإِذْ قَالَ رَبّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدّسُ لَكَ قَالَ إِنّيَ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah: 30)
Mungkin sebagian kita mengira bahwa ada manusia sebelum Adam sehingga malaikat berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Pertanyaan yang muncul ialah: dari mana malaikat tahu bahwa mereka akan merusak bumi, menumpahkan darah?
Untuk menjawab syubhat ini, maka kita kembali melihat makna kata خليفة, kata ini merupakan bentuk isim fa’il yang berasal dari kata خلف yang artinya menggantikan, mengambil alih dan pelaku pengganti. (Kamus Al-Mufid)
Maka pengertian dari ayat 30 surat Al-Baqarah di atas adalah bahwa manusia akan diciptakan atau diturunkan ke bumi sebagai pengganti dari penghuni bumi sebelumnya yang telah memporakporandakan bumi ini dengan kerusakan, pertumpahan darah, dll.
Namun, Allahu Ta’ala menyangkal pertanyaan malaikat dengan mengatakan:
إِنّيَ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
“Sungguh Aku lebih mengetahui tentang apa yang tidak kamu ketahui“
Siapa penghuni bumi sebelum manusia?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita perhatikan tafsiran ayat 30 surat Al-Baqarah:
قال ابن جرير: وحدثنا أبو كريب حدثنا عثمان بن سعيد حدثنا بشر بن عمارة عن أبي روق عن الضحاك عن ابن عباس قال: إن أول من سكن الأرض الجن, فأفسدوا فيها وسفكوا فيها الدماء وقتل بعضهم بعضاً, قال فبعث الله إليهم إبليس فقتلهم إبليس ومن معه فلذلك قال: {إني جاعل في الأرض خليفة}.
Ibnu Jarir berkata: telah mengabarkan Abu Kuraib, telah mengabarkan Utsman Bin Sa’id, telah mengabarkan Basyr Bin Umarah dari Abu Rauqi dari Ad-Dahaq dari Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya yang pertama kali menempati bumi ini adalah Bangsa Jin, mereka mebuat kerusakan di bumi, menumpahkan darah, dan saling berbunuh-bunuhan, berkata lagi Ibnu Abbas: maka Allah membangkitkan Iblis ke tengah-tengah mereka, kemudian Iblis membunuh mereka dan saling berbunuh-bunuhan. Maka dengan sebab inilah Allah berfirman: “Sungguh Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.” (Tafsir Ibn Katsir II/290)
Dalam Tafsir At-Thabary I/162, Ibnu Jarir At-Thabary mengatakan dalam menafsirkan ayat tersebut:
فأوّل من سكن الأرض الـجنّ, فأفسدوا فـيها وسفكوا الدماء, وقتل بعضهم بعضا
Maka yang pertama mendiami bumi adalah bangsa jin, maka mereka membuat kerusakan dan menumpahkan darah dan saling bunuh.
Kekhawatiran malaikat bahwa manusia akan membuat kerusakan adalah dikarenakan sebelumnya Allah telah mengabarkan akan menciptakan manusia dengan dilengkapi hawa nafsu dan akal. Sudah barang tentu dengan hawa nafsu manusia akan berbuat kerusakan karena sebelumnya telah dijelaskan bahwa bangsa jin, syeitan yang diciptakan dengan dilengkapi hawa nafsu telah membuat kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi ini.
Allah berfirman: ”Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang dirahmati oleh Tuhanku, Sesungguhnya Tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang.”
Dari keterangan beberapa kitab Tafsir yang mu’tabar ini maka jelaslah bahwa pemahaman mereka tentang adanya manusia sebelum Adam diciptakan merupakan pemahaman yang salah (jika tidak ingin dikatakan sebagai “dusta yang nyata”). Yang ada hanyalah bahwa sebelum dihuni oleh manusia, bumi ini dihuni oleh bangsa jin. Wallahu a’lam.
Keterangan Hadits Shahih dalam hal ini:
Hadis riwayat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pernah Adam dan Musa saling berdebat. Kata Musa: Wahai Adam, kamu adalah nenek moyang kami, kamu telah mengecewakan harapan kami dan mengeluarkan kami dari surga. Adam menjawab: Kamu Musa, Allah telah memilihmu untuk diajak berbicara dengan kalam-Nya dan Allah telah menuliskan untukmu dengan tangan-Nya. Apakah kamu akan menyalahkan aku karena suatu perkara yang telah Allah tentukan empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku? Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa, akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa.” (HR. Muslim Juz IV no. 4793)
Saudaraku, dari hadits shahih di atas dapat kita simpulkan bahwa Nabi Musa telah mengakui bahwa Adam merupakan nenek moyang (manusia pertama) bagi kita. Hal ini tak dapat disangkal dari berbagai sudut mana pun. Oleh karena itu, sirnalah pernyataan mereka yang mengatakan bahwa ada manusia lain sebelum diciptakan Nabi Adam ‘alaihis salam. Wallahu a’lam bish shawab
Sumber
Sebagian orang mungkin bertanya-tanya dengan judul di atas. Namun, mengingat adanya pernyataan dari seorang Ustadz kondang yang mengupas masalah ini dalam sebuah forum pengajian dengan kesimpulan bahwa menurutnya ada manusia sebelum Adam diciptakan. Hal ini tentu saja membuat sebahagian peserta terperanjat kaget, pasalnya mereka tidak pernah mendengar kecuali dari ustadz tersebut. Adakah pemahaman Ustadz tersebut sesuai dengan pemahaman Al-Quran dan As-Sunnah?
الدين النصيحة, قيل: لمن يا رسولله ؟ قال: لله ولكتابه ولرسوله ولإئمة المسلمين وعامتهم
“Agama itu nasehat”, beliau ditanya: “bagi siapa wahai Rasulullah?”, Rasulullah menjawab: “Bagi Alloh, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin kaum muslimin dan masyarakat umum.” (HR Muslim dari Tamim Ad-Dari).
Saudaraku, mengingkari penyimpangan adalah tugas kita, untuk meluruskan kesalahan dan penyimpangan ini terkadang dibutuhkan ketegasan, walaupun tidak kita mungkiri bahwa lemah lembut merupakan cara yang baik dalam hal ini. Ketegasan dalam upaya ini (melempangkan penyimpangan) dikisahkan Allah dalam ayat berikut:
وَأَلْقَى الألْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ
“Dan Musa pun melemparkan luh-luh (lembaran-lembaran Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menarik ke arahnya.” [Al A’raf : 150]
Apakah kita akan menganggap Nabi Musa ‘alaihi salam tidak memiliki etika terhadap saudaranya Nabiyullah Harun ‘alaihi salam ketika Nabi Musa bersikap tegas dan kasar terhadap saudaranya sendiri? Rasulullah juga berbicara pedas tentang khawarij dengan mengatakan:
الخَوَارِجُ كِلاَبُ النَّار
Khawarij adalah anjing-anjing neraka. [HR. Ibnu Majah (172) dari ‘Abdurrahman bin Abi Aufa]
Lantas, apakah kita berani mengatakan bahwa Nabi tidak memiliki etika? Fa’tabiruu ya ulil albaab!!
Atas dasar inilah maka saya tergerak untuk angkat pena guna membahas masalah ini –Insya Allah- menurut Al-Quran dan As-Sunnah yang Shahih sesuai pemahaman salafush shaleh.
Ayat Penciptaan Adam:
وَإِذْ قَالَ رَبّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدّسُ لَكَ قَالَ إِنّيَ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-Baqarah: 30)
Mungkin sebagian kita mengira bahwa ada manusia sebelum Adam sehingga malaikat berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Pertanyaan yang muncul ialah: dari mana malaikat tahu bahwa mereka akan merusak bumi, menumpahkan darah?
Untuk menjawab syubhat ini, maka kita kembali melihat makna kata خليفة, kata ini merupakan bentuk isim fa’il yang berasal dari kata خلف yang artinya menggantikan, mengambil alih dan pelaku pengganti. (Kamus Al-Mufid)
Maka pengertian dari ayat 30 surat Al-Baqarah di atas adalah bahwa manusia akan diciptakan atau diturunkan ke bumi sebagai pengganti dari penghuni bumi sebelumnya yang telah memporakporandakan bumi ini dengan kerusakan, pertumpahan darah, dll.
Namun, Allahu Ta’ala menyangkal pertanyaan malaikat dengan mengatakan:
إِنّيَ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ
“Sungguh Aku lebih mengetahui tentang apa yang tidak kamu ketahui“
Siapa penghuni bumi sebelum manusia?
Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita perhatikan tafsiran ayat 30 surat Al-Baqarah:
قال ابن جرير: وحدثنا أبو كريب حدثنا عثمان بن سعيد حدثنا بشر بن عمارة عن أبي روق عن الضحاك عن ابن عباس قال: إن أول من سكن الأرض الجن, فأفسدوا فيها وسفكوا فيها الدماء وقتل بعضهم بعضاً, قال فبعث الله إليهم إبليس فقتلهم إبليس ومن معه فلذلك قال: {إني جاعل في الأرض خليفة}.
Ibnu Jarir berkata: telah mengabarkan Abu Kuraib, telah mengabarkan Utsman Bin Sa’id, telah mengabarkan Basyr Bin Umarah dari Abu Rauqi dari Ad-Dahaq dari Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya yang pertama kali menempati bumi ini adalah Bangsa Jin, mereka mebuat kerusakan di bumi, menumpahkan darah, dan saling berbunuh-bunuhan, berkata lagi Ibnu Abbas: maka Allah membangkitkan Iblis ke tengah-tengah mereka, kemudian Iblis membunuh mereka dan saling berbunuh-bunuhan. Maka dengan sebab inilah Allah berfirman: “Sungguh Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.” (Tafsir Ibn Katsir II/290)
Dalam Tafsir At-Thabary I/162, Ibnu Jarir At-Thabary mengatakan dalam menafsirkan ayat tersebut:
فأوّل من سكن الأرض الـجنّ, فأفسدوا فـيها وسفكوا الدماء, وقتل بعضهم بعضا
Maka yang pertama mendiami bumi adalah bangsa jin, maka mereka membuat kerusakan dan menumpahkan darah dan saling bunuh.
Kekhawatiran malaikat bahwa manusia akan membuat kerusakan adalah dikarenakan sebelumnya Allah telah mengabarkan akan menciptakan manusia dengan dilengkapi hawa nafsu dan akal. Sudah barang tentu dengan hawa nafsu manusia akan berbuat kerusakan karena sebelumnya telah dijelaskan bahwa bangsa jin, syeitan yang diciptakan dengan dilengkapi hawa nafsu telah membuat kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi ini.
Allah berfirman: ”Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang dirahmati oleh Tuhanku, Sesungguhnya Tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang.”
Dari keterangan beberapa kitab Tafsir yang mu’tabar ini maka jelaslah bahwa pemahaman mereka tentang adanya manusia sebelum Adam diciptakan merupakan pemahaman yang salah (jika tidak ingin dikatakan sebagai “dusta yang nyata”). Yang ada hanyalah bahwa sebelum dihuni oleh manusia, bumi ini dihuni oleh bangsa jin. Wallahu a’lam.
Keterangan Hadits Shahih dalam hal ini:
Hadis riwayat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pernah Adam dan Musa saling berdebat. Kata Musa: Wahai Adam, kamu adalah nenek moyang kami, kamu telah mengecewakan harapan kami dan mengeluarkan kami dari surga. Adam menjawab: Kamu Musa, Allah telah memilihmu untuk diajak berbicara dengan kalam-Nya dan Allah telah menuliskan untukmu dengan tangan-Nya. Apakah kamu akan menyalahkan aku karena suatu perkara yang telah Allah tentukan empat puluh tahun sebelum Dia menciptakan aku? Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa, akhirnya Adam menang berdebat dengan Musa.” (HR. Muslim Juz IV no. 4793)
Saudaraku, dari hadits shahih di atas dapat kita simpulkan bahwa Nabi Musa telah mengakui bahwa Adam merupakan nenek moyang (manusia pertama) bagi kita. Hal ini tak dapat disangkal dari berbagai sudut mana pun. Oleh karena itu, sirnalah pernyataan mereka yang mengatakan bahwa ada manusia lain sebelum diciptakan Nabi Adam ‘alaihis salam. Wallahu a’lam bish shawab
Sumber
Label:
Opini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar