Sabtu, 03 Oktober 2009

PostHeaderIcon Sultan Muhammad Seman

Sultan Muhammad Seman adalah Sultan dalam pemerintahan keturunan Pangeran Antasari yang disebut Pagustian sebagai penerus Kerajaan Banjar. Pemerintahan gerilya ini berkedudukan di pedalaman Barito (Tanah Dusun). Sultan Muhammad Seman merupakan anak dari Pangeran Antasari dan Nyai Fatimah. Nyai Fatimah adalah saudara perempuan dari Tumenggung Surapati, panglima Dayak dalam Perang Barito. Jadi sultan ini masih ada keturunan Dayak dari pihak ibunya.

Salah satu sayap militer Pangeran Antasari yang terkenal tangguh dan setia, adalah kelompok Suku Dayak Siang Murung dengan kepala sukunya Tumenggung Surapati. Hubungan kekerabatan sang pangeran tersebut melalui perkawinannya dengan Nyai Fatimah yang tak lain adalah saudara perempuan kepala suku mereka, Surapati. Dari puteri Dayak ini lahir Sultan Muhammad Seman meneruskan perjuangan ayahnya sampai gugur oleh peluru Belanda pada 24 Januari 1905. Dalam masa perjuangan tersebut, Muhammad Seman juga mengawini dua puteri Dayak dari Suku Dayak Ot Danum. Puteranya, Gusti Berakit, ketika tahun 1906 juga mengawini putri kepala suku Dayak yang tinggal di tepi sungai Tabalong. Sebagai wujud toleransi yang tinggi, ketika mertuanya meninggal, Sultan Muhammad Seman memprakarsai diselenggarakannya tiwah, yaitu upacara pemakaman secara adat Dayak (Kaharingan).

Makam Sultan Muhammad Seman terdapat di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

Hanya Untuk Sementara